Burrhus Frederic Skinner adalah seorang psikolog Amerika Serikat aliran behaviorisme. Skinner berfokus pada analisis eksperimental atas perilaku manusia dengan penelitiannya menggunakan tikus putih di dalam box sehingga dikenal dengan sebutan Skinner Box. Inti dari pemikiran Skinner tersebut adalah manusia bergerak disebabkan adanya stimulus (rangsangan) yang diperoleh dari lingkungan. Skinner berpendapat bahwa kepribadian seseorang dapat diketahui dari perkembangan perilaku manusia dalam interaksinya dengan lingkungannya secara kontinu.
B.F. Skinner terkenal dengan teorinya yang disebut sebagai pengondisian operan (operant conditioning), suatu proses pembentukan perilaku dengan memberikan penguatan, baik penguatan positif maupun negatif yang dapat membuat suatu perilaku diulang atau dihilangkan sesuai dengan keinginan.
Pembentukan karakter disiplin pada anak diterapkan untuk membentuk self-management yang baik, sehingga perlu untuk ditumbuhkan sejak dini untuk menghindari tindakan yang negatif. Disiplin merupakan perbuatan yang menunjukkan perilaku yang tertib dan patuh terhadap aturan. Adanya peraturan disusun untuk mengontrol perilaku sehingga anak dapat mengenali dengan mudah kesalahan yang dilakukannya lalu memperbaiki dan tidak mengulanginya dikemudian hari.
Berikut adalah beberapa teknik pengondisian operan untuk membentuk perilaku disiplin pada anak.
- Pembentukan (shaping)
Shaping merupakan proses pembentukan perilaku baru melalui proses penguatan dan penghilangan perilaku yang tidak diinginkan dan dilakukan secara bertahap disertai dengan pemberian penguat berupa reward (hadiah) sehingga dapat mencapai perilaku yang ditargetkan. Penerapan shaping dilakukan untuk membentuk perilaku baru, mengembalikan perilaku lama yang hilang, dan mengubah dimensi perilaku (frekuensi, durasi, intensitas, dan latensi). Tahapan shaping diantaranya adalah menentukan perilaku yang akan dibentuk, menentukan perilaku awalnya, menentukan tahapan shaping, menentukan penguat/reward, dan menentukan waktu pemberian penguat/reward.
Contohnya adalah untuk membentuk perilaku anak gemar membaca, orang tua mulai memberikan buku-buku bergambar menarik sehingga anak tertarik untuk membaca. Setiap anak menghabiskan satu halaman untuk membaca, orang tua dapat memberikan reward berupa pujian, seperti menggunakan kata hebat, pintar, dan lain sebagainya. Kemudian selanjutnya jika anak menghabiskan lebih banyak halaman untuk dibaca baru orang tua memberikan reward lain, berupa makanan atau barang yang disukaiya sehingga anak tertarik untuk membaca lebih banyak lagi.
- Penguatan (reinforcement)
- Penguatan positif (positive reinforcement)
Penguatan positif merupakan proses pembentukan perilaku yang diikuti dengan stimulus yang menyenangkan berupa reward atau hadiah sehingga dapat meningkatkan kemunculan perilaku yang diinginkan. Pemberian reward tersebut diberikan dengan tujuan agar perilaku diulang.
Contohnya adalah seorang anak membantu ibunya mencuci piring setelah makan, kemudian ibu memberikan pujian bahwa ia adalah anak yang rajin dan berbakti kepada orang tua. Pemberian pujian tersebut merupakan bentuk penguatan positif yang dapat meningkatkan perilaku anak untuk membantu ibunya.
- Penguatan negatif (negative reinforcement)
Penguatan negatif merupakan proses pembentukan perilaku yang diikuti dengan penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemunculan perilaku yang diinginkan.
Contohnya adalah saat anak mendapatkan juara kelas, anak dibebaskan dari tugas mencuci piring dalam sebulan. Tugas mencuci piring merupakan stimulus yang tidak menyenangkan, penghilangan hal tersebut dapat memperkuat perilaku anak untuk mendapatkan juara kelas.
- Hukuman (punishment)
Pemberian hukuman/punishment merupakan pemberian stimulus yang tidak menyenangkan untuk menghentikan suatu perilaku. Hukuman umumnya diberikan untuk mencegah seseorang melakukan tindakan tertentu. Contohnya adalah jika anak menyontek saat ujian, kemudian gurunya memberikan nilai 0 pada anak, maka kemungkinan besar anak akan menghentikan tindakan mencontek agar tidak mendapatkan nilai 0. Contoh lainnya adalah, jika anak bermain sebelum mengerjakan PR, maka anak tidak akan diberikan uang jajan. Kemungkinan besar anak akan mengerjakan PR sebelum bermain sehingga ia mendapatkan uang jajan.
Sumber:
Angguni, Reni. (2021). Teknik shaping untuk meningkatkan disiplin belajar daring pada seorang anak di wonoayu sidoarjo. Skripsi. Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Miltenberger, R. G. (2014). Behavior Modification: Principles and Procedures, sixth edition. Cengage Learning. Sholihah, M. A., & Laela, F. N. (2021). Penggunaan negative reinforcement sebagai model pola asuh dalam meningkatkan perilaku disiplin anak usia dini di tpq daarul qur’an wonosari. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam, 11(1),78 – 93.