Konsep Parenting Menurut Rasulullah SAW

Pendidikan karakter anak usia dini akan berkembang secara optimal apabila orang tua selektif dalam menentukan metode pola asuh yang digunakan. Salah satu metode yang tepat dalam proses mendidik anak adalah dengan menggunakan konsep parenting menurut Rasulullah SAW.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan adalah salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap karakter yang akan terbentuk di masa depan sang anak. Zakiyah Daradjat menyatakan bahwa pendidikan karakter (akhlak) seharusnya diberikan sejalan dengan perkembangan kognitif dengan selalu memberikan ruang dan waktu yang efektif kepada anak dalam mengekspresikan diri. Islam juga sudah mengajarkan bagaimana pola asuh orang tua terhadap anak dengan mendefinisikannya sebagai serangkaian proses pemberian pendidikan serta interaksi yang dilakukan oleh orang tua kepada anak yang berpedoman kepada Al-Quran dan Al-Hadist.

Pola asuh anak ala Rasulullah SAW adalah sebuah metode pengasuhan orang tua dalam membina, mendidik, membimbing, dan berinteraksi kepada anak dengan berlandaskan kepada pemahaman ilmu-ilmu dalam Al-Quran dan sunnah-sunnah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terkait mendidik dan mempersiapkan anak untuk menjadi insan yang bertakwa, beraqidah, dan berakhlak mulia dalam menjalani hidupnya.

Orang tua juga harus mempersiapkan diri sebelum menerapkan konsep pola asuh menurut Rasulullah SAW dengan memperhatikan prinsip-prinsip berikut; memelihara fitrah anak (Al-Muhafazoh), ada arahan yang jelas (At-Tarjih), bertahap (At-Tadaruj), dan mengembangkan potensi anak (At-Tanmiyah). Jika orang tua sudah siap akan prinsip-prinsip tersebut maka konsep pola asuh ala Rasulullah SAW siap di implementasikan.

Lalu bagaimana sih pola asuh anak menurut Rasullulah itu? diantara pola asuh anak menurut Rasulullah SAW adalah sebagai berikut

  • Memberikan contoh yang baik kepada anak.
  • Membangun kepercayaan dan kecintaan anak terhadap Allah SWT.
  • Mendidik secara tegas namun bersifat lemah lembut.
  • Bersikap adil dalam memberikan perhatian serta kebutuhan dasar anak.
  • Memberikan kesempatan berdiskusi untuk membangun komunikasi yang aktif.
  • Menunaikan hak anak.
  • Ketika anak melakukan kesalahan, tidak langsung menghakimi akan tetapi berikan pemahaman yang baik dan jika perlu dapat diberikan hukuman untuk pembelajaran maka hukum tersebut harus disesuaikan dengan tingkat usia dan kebermaknaan hukuman bagi sang anak.

Semoga kita semua dapat membimbing anak kita agar dapat menjadi insan yang baik dan berakhlak karimah di masa depan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *