Setiap kali berselancar di sosial media, tidak jarang kita menemukan artikel di suatu berita yang memuat mengenai bullying. Tindakan bullying ini mayoritas dilakukan oleh remaja. Sebenarnya apa saja hal-hal yang mendasari seseorang melakukan tindakan bullying? Yuk simak penjelasannya.
- Kurangnya kelekatan dalam keluarga
Keluarga sebagai sekolah pertama dan agen sosialisasi primer bagi anak merupakan faktor utama pembentukan kepribadian dan moralitas pada anak. Orang tua sebaiknya memberikan contoh yang baik kepada anak, terutama dalam hal bersosialisasi agar anak terhindar dari perilaku menyimpang yang bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Anak yang tumbuh dengan kondisi keluarga yang kurang harmonis, seperti orang tua yang tidak utuh, komunikasi yang buruk dalam keluarga, perasaan orang tua yang tidak stabil, dan tidak dapat mencurahkan perhatian sehingga membuat anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang dapat menjadi penyebab munculnya perilaku agresif yang mengarah pada tindakan bullying.
Oleh karena itu, penting untuk menumbuhkan kelekatan dalam keluarga sejak dini sehingga anak terhindar dari perilaku menyimpang di kemudian hari.
- Lingkup pertemanan
Masa remaja sebagai masa transisi dari kanak-kanak menuju dewasa adalah waktu bagi anak untuk mencari identitas diri dengan cara mengikuti kelompok yang berisikan teman-teman sebaya ataupun mengikuti perilaku orang yang diidolakannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa apabila anak salah memilih teman yang membawa dampak negatif, maka dapat mengarahkan perilakunya pada hal negatif pula. Hal ini dikarenakan anak cenderung mengikuti apa yang temannya lakukan. Beberapa anak melakukan tindakan bullying hanya untuk membuktikan kepada teman sebayanya agar ia dapat menjadi bagian dari kelompok tersebut.
- Pernah menjadi korban bullying sebelumnya
Seorang anak yang pernah menyaksikan atau menjadi korban tindakan bullying memiliki kecenderungan untuk menjadi seorang pelaku bullying. Bahkan ia dapat menganggap bahwa bullying merupakan tindakan yang wajar dilakukan. Seorang anak yang pernah menjadi korban bully merasakan perasaan intimidasi sehingga dapat memicu rasa kesal, marah, dan keinginan untuk melakukan tindakan balas dendam.
- Media massa dan sosial media
Tayangan televisi atau berita yang dimuat di surat kabar dapat menjadi salah satu pemicu tindakan bullying. Adegan yang menampilkan unsur kekerasan apabila ditonton oleh anak dapat berpotensi untuk ditiru oleh anak, baik dari perkataan maupun gerakan dalam tayangan tersebut. Sedangkan penggunaan sosial media pada anak remaja saat ini semakin marak. Mereka dapat mengakses internet dari mana saja. Penggunaan sosial media yang tidak diawasi oleh orang tua membuat anak merasa leluasa sehingga dapat melakukan penyalahgunaan media sosial untuk mengintimidasi orang lain.
- Ekonomi, sosial, dan budaya
Perbedaan strata dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya masing-masing individu dapat menjadi pemicu munculnya tindakan bullying. Seseorang yang tidak dapat menghargai adanya perbedaan tersebut dapat menimbulkan konflik, salah satunya melakukan tindakan bully hanya karena ia merasa lebih baik dari individu lain yang berbeda dengan dirinya.